KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “PEMAHAMAN DIRI DALAM BIMBINGAN KARIR”
Makalah ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Dalam laporan penelitian ini penulis menyampaikan terima kasih kepada
Drs. MUDHOFAR UTSMAN selaku dosen matakuliah Bimbingan Karir, jurusan BP/BK semeser II atas yang telah memberikan pembinaan.
Jika ditinjau dari aspek isi dan bahasa yang digunakan tentu makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bertujuan memperbaiki makalah ini kami terima dengan sebaik-baiknya.
Gresik, 12 Juni 2012
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG
pekerjaan yang memuaskan sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatnya, maka diperlukan perencanaan karir secara matang. Dalam konteks pendidikan upaya membantu siswa dalam merencanakan pemilihan jabatan atau pekerjaan di masa mendatang secara tepat merupakan aspek yang sangat krusial, sehingga telah menempatkan pentingnya layanan bimbingan karir bagi siswa sebagai bagian integral dari layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Bahkan, apabila ditinjau dari perspektif sejarah lahirnya bimbingan dan konseling tidak lepas dari upaya untuk membantu siswa-siswa mendapatkan lapangan kerja yang cocok sesudah mereka meninggalkan bangku sekolah, melalui gerakan bimbingan jabatan atau masalah karir.
Di Indonesia sendiri, pentingnya bimbingan karir bagi para siswa, khususnya di tingkat SMU sudah dirasakan sejak lama, dan sejak ditetapkannya Kurikulum tahun 1984 bimbingan karir mulai diformalkan, sehingga telah menjadi penampang dari keseluruhan bimbingan dan konseling di sekolah. Namun karena sempitnya pemahaman para konselor di sekolah, sehingga dalam pelaksanaanya sering terjadi malpraktek (dianggap sebagai bidang studi sehingga diajarkan), tidak diikuti dengan assesmen yang tepat, informasi pekerjaan tidak diberikan secara mendalam, terpadu, dan komprehensif, serta kurang dilaksanakan secara intensif. Akibatnya hasil-hasil dari bimbingan karir tersebut masih jauh dari apa yang diharapkan.
Sementara itu, dalam pandangan umum istilah karir sering sering diindentikkan dengan bidang pekerjaan, suatu jabatan tertentu, atau prestise seseorang. Bahkan menurut Soegiyoharto (http://www.bpkpenabur.or.id) secara umum karir seseorang diukur dengan semacam skala yang telah dianggap valid dan reliable untuk ukurannya, yang menyebabkan adanya kutub: positif-negatif, yaitu sukses-tidak sukses. Bahkan tidak jarang ukuran yang digunakan adalah materi. Kondisi ini pula yang kemudian sering menjadikan orang tua memaksakan pilihan karir tertentu pada anaknya agar dapat menjadi seseorang yang berhasil atau sukses, yang mungkin tidak cocok dengan pilihan karir anaknya sendiri.
- RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah hakekat karir sebenarnya ?
2. Apa tujuan pemahaman individu dalam karir?
3. Apa saja teknik pemahaman individu ?
- TUJUAN PENULISAN
1. Agar pembaca dapat menegetahui bagaimanakah hakekat karir sebenarnya ?
2. Apa tujuan pemahaman individu dalam karir?
3. Apa saja teknik pemahaman individu ?
BAB II
PEMBAHASAN
- Hakekat Karir
Menurut para hali, istilah karir memiliki makna yang berbeda-beda tergantung dari sudut pandangnya masing-masing. Namun demikian, terdapat kesamaan bahwa masalah karir tidak dapat dilepaskan dengan aspek perkembangan, pekerjaan, jabatan, dan proses pengambilan keputusan. Atas dasar ini, untuk memperoleh pemahaman yang lebih luas dan komprehensif tentang hakekat karir, bagian ini akan menjelaskan tentang konsep dasar karir, teori-teori perkembangan karir, serta implikasinya terhadap konseling.
1. Konsep Dasar Karir
Surya (1988) menegaskan bahwa karir erat kaitannya dengan pekerjaan, tetapi mempunyai makna yang lebih luas dari pada pekerjaan. Karir dapat dicapai melalui pekerjaan yang direncanakan dan dikembangkan secara optimal dan tepat, tetapi pekerjaan tidak selamanya dapat menunjang pencapaian karir. Dengan demikian pekerjaan merupakan tahapan penting dalam pengembangan karir. Sementara itu, perkembangan karir sendiri memerlukan proses panjang dan berlangsung sejak dini serta dipengaruhi oleh berbagai factor kehidupan manusia.
Milgram (1979) menegaskan bahwa perkembangan karir merupakan suatu proses kehidupan panjang dari kristalisasi indentitas vokasional. Suatu variasi luas dari kombinasi faktor keturunan, fisik, pribadi-sosial, sosiologis, pendidikan, ekonomi, dan pengaruh-pengaruh budaya. Dalam bagian lain juga disebutkan bahwa karir adalah gaya hidup. Artinya bahwa karir adalah suatu makna utama dari ekspresi kemampuan dan minat khusus yang secara intensif disadari sebagai implikasi dari pilihan pekerjaan untuk gaya hidup di masa mendatang. Dalam diskusi tentang karir sebagai gaya hidup, isu-isu yang berlawanan dengan nilai-nilai pekerjaan yang menyenangkan sering kali muncul. Atas dasar ini karir hakekatnya adalah bagaimana memadukan antara kemampuan dengan nilai kesenangan sebagai satu kesatuan. Karir sebagai gaya hidup adalah bagian dari proses pengambilan keputusan pada semua orang, dengan maksud agar tidak menimbulkan konflik antara kesenangan dalam pekerjaan dengan pemenuhan aspirasi dan dalam merealisasikan kemampuannya.
Munandir (1996) menyatakan bahwa karir erat kaitannya dengan pekerjaan dan hal memutuskan karir bukanlah peristiwa sesaat , melainkan proses yang panjang dan merupakan bagian dari proses perkembangan individu. Hoyt (Gibson dan Mitchell, 1995) menjelaskan bahwa karir adalah totalitas dari pengalaman pekerjaan/jabatan seseorang dalam sepanjang hidupnya. Dalam arti sempit karir adalah jumlah total dari pengalaman pekerjaan/jabatan seseorang dalam kategori pekerjaan umum, seperti sebagai pengajar, akunting, dokter, atau sales.
Sementara itu Gibson dan Mitchell (1995) menjelaskan bahwa karir adalah jumlah total dari pengalaman hidup dan gaya hidup seseorang. Secara konseptual, karir erat kaitannya dengan pekerjaan, perkembangan karir, pendidikan karir, bimbingan karir, konseling karir, informasi pekerjaan, jabatan, dan pendidikan jabatan. Dijelaskan lebih lanjut bahwa antara karir, pendidikan karir, perkembangan karir, dan konseling karir merupakan istiah-istilah yang saling berhubungan. Karena itu satu tanpa yang lain tidak akan efektif dan kurang bermakna. Dimaksudkan dengan pendidikan karir adalah seluruh aktivitas dan pengalaman yang direncanakan untuk menyiapkan seseorang untuk memasuki dunia kerja, perkembangan karir merupakan aspek dari totalitas perkembangan yang mendasarkan pada belajar tentang, persiapan untuk, masuk ke, dan kemajuan dalam dunia pekerjaan. Sedangkan konseling karir adalah aktivitas yang dimaksudkan untuk menstimulasi dan memfasilitasi perkembangan karir sepanjang hidupnya. Aktivitas tersebut termasuk membantu dalam perencanaan karir, pengambilan keputusan karir, dan penyesuaian karir. Dengan demikian, pendidikan karir akan menstimulasi perkembangan karir, sedangkan konseling karir akan memberikan arah terhadap pendidikan dan perkembangan karir.
2. Teori-teori Karir
Untuk lebih memahami hakekat karir dapat ditinjau dari teori-teori perkembangan karir yang dikemukakan oleh para ahli. Menurut Gibson dan Mitchell (1995) paling tidak terdapat lima teori perkembangan karir, yaitu : (1) teori proses, (2) teori perkembangan, (3) teori kepribadian, (4) teori sosiologi, (5) teori ekonomi, dan (6) teori lain.
a. Teori Proses
Menurut teori proses, pilihan pekerjaan dan akhirnya masuk dalam suatu pekerjaan tertentu sesuai pilihan adalah proses yang berisi tahapan-tahapan tertentu yang akan dilalui oleh setiap individu. Salah satu tokoh teori proses adalah Ginzberg. Menurut Ginzberg, perkembangan karir terikat pada tiga eleman dasar, yaitu proses, iveribilitas, dan kompromi (Gibson dan Mitchell, 1995)
b. Teori Perkembangan
Menurut teori ini memandang bahwa perencanaan karir merupakan perkembangan karir pada seseorang sebagai aspek perkembangan totalitas pribadi. Sebagaimana aspek perkembangan yang lain, perkembangan jabatan berlangsung mulai sejak awal kehidupan dan berlangsung secara terus menerus secara kontinum sampai akhir hayatnya.
c. Teori Kepribadian
Dalam teori ini memandang bahwa pilihan jabatan / pekerjaan merupakan ekspresi dari kepribadian. Dinyatakan bahwa perilaku mencari pekerjaan hakekatnya adalah upaya mencocokkan antara karakteristik individu dengan lapangan pekerjaan khusus (Gibson dan Mitchell, 1995).
d. Teori Sosiologi
Menurut Osipow (1983) teori ini secara fundamental didasarkan kepada pemikiran bahwa elemen-elemen di luar individu memiliki pengaruh kuat terhadap individu dalam sepanjang hidupnya, termasuk pendidikan dan keputusaan pekerjaan. Para pendukung teori ini juga berpandangan bahwa derajat kebebasan individu dalam pilihan pekerjaan / jabatan adalah jauh dari apa yang semula diasumsikan dan harapan diri seseorang tidaklah bebas dari harapan masyarakatnya. Sebaliknya, masyarakat menyajikan peluang pekerjaan / jabatan dalam suatu pola-pola yang berhubungan dengan keanggotaan kelas sosial. Berkaitan dengan kelas social dan perkembangan karir, Lipsett (Osipow, 1983) menyatakan bahwa keanggotaan kelas social berpengaruh terhadap pilihhan karir tertentu ketika ia mencapai usia remaja. Sejalan dengan itu Sewell dan Shah (Osipow, 1983) juga menyatakan bahwa walaupun tahapan dalam pengambilan keputusan pendidikan – karir secara mendasar tidak berbeda dari kelas ke kelas, namun waktu dan pilihannya tampaknya berbeda. Pada remaja dari kelas social yang lebih rendah, disamping pengambilan keputusan dilakukan pada usia yang lebih muda, pilihan karirnya juga berbeda, dibandingkan dengan kelas social yang lebih tinggi.
Sedangkan menurut Gibson dan Mitchell (1995) bahwa pilihan karir lebih berhubungan dengan kesempatan dari pada sesuatu yang sengaja direncanakan. Kesempatan tersebut salah satunya dipengaruhi oleh kelas social, disamping factor-faktor lain seperti budaya, kondisi-kondisi yang dibawa sejak lahir atau muncul kemudian, kesempatan pendidikan, dan observasi terhadap model.
e. Teori Ekonomi
Menurut Gibson dan Mitchell (1995) teori ini menekankan pentingnya factor-faktor ekonomi dalam pilihan karir. Hal ini terutama terkait dengan tersedianya beberapa tipe pekerjaan versus tersedianya pekerja-pekerja yang qualified untuk pekerjaan tersebut. Faktor utama dalam pilihan karir adalah : “Apa jenis pekerjaan yang dapat saya peroleh?”. Pilihan karir terutama berdasar kepada pertimbangan apakah pekerjaan tersebut dapat memenuhi kebutuhan dasar diri sendiri dan keluarganya, keamanan pekerjaan, keuntungan (khususnya asuransi kesehatan serta rencana pensiun) atau factor-faktor yang dianggap paling menguntungkan dan paling bernilai pada individu tersebut (tidak selalu dalam bentuk uang).
f. Teori lain
Termasuk dalam teori lain ini adalah teori belajar social. Teori ini bermaksud menjawab pertanyaan mengapa seseorang memasuki lapangan pekerjaan tertentu dan mengapa orang memperlihatkan preferensi kerja tertentu. Salah satu tokoh dalam teori ini adalah Krumboltz yang mengembangkan teori karirnya berdasar atas teori belajar sosial dari Bandura dan dikenal sebagai teori pengambilan keputusan. Menurutnya pribadi dan lingkungan merupakan faktor penting bagi penentuan keputusan karir seseorang. Pengambilan keputusan karir juga tidak berlangsung secara kebetulan, tetapi ditentukan pandangan dirinya sebagai hasil interaksi antara diri dan lingkungan tersebut, melalui pengalaman, respon-respon kognitif dan perasaan, serta keterampilan dalam membuat keputusan.
Menurut Munandir (1996), faktor pribadi berkenaan dengan apa yang sudah ada pada diri seseorang, seperti jenis kelamin, rupa, atau tampakan fisik dan kemampuan-kemampuan yang mengandung unsur bawaan. Sedangkan termasuk dalam pengertian lingkungan, seperti lingkungan kerja, pasar kerja, syarat kerja, pengaturan dan undang-undang kerja, serta hal-hal lain di dalam masyarakat yang berpengaruh terhadap kehidupan kerja
B. Tujuan Pemahan Diri Daram Bimbingan Karir
Selanjutnya, peran apa yang dapat dilakukan pembimbing atau konselor karir sangat tergantung pada fokus bimbingan / konseling karir yang dihadapinya. Secara garis besar peran tersebut adalah :
1. membantu membuat keputusan-keputusan karir dengan jalan memberikan informasi yang diperlukan
2. membantu membuat keputusan karir dengan jalan mengembangkan keterampilan membuat keputusan
3. membantu membuat beberapa keputusan karir (bukan satu) yang saling berkaitan
4. membantu memahami dan mengembangkan sifat-sifat yang dimiliki untuk mencapai keputusan karir yang telah dibuatnya.
C. Teknik Pemahaman Diri Dalam Bimbingan Karir
Untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan program bimbingan karir, maka beberapa program kegiatan yang perlu dilakukan (Munandir, 1996). adalah:
1. Inventarisasi pribadi, melalui kegiatan assesmen
2. pemahaman dunia kerja, melalui layanan informasi karir
3. orientasi dunia kerja, melalui orientasi ke lapangan
4. konseling dan pengambilan keputusan karir
5. penempatan
6. tindak lanjut.
Sementara itu, Gibson dan Mitchell (1995) megajukan beberapa prinsip dalam bimbingan karir yang berkaitan dengan program pemberikan kesempatan perkembangan karir menuju tercapainya putusan karir secara tepat, yaitu:
1. Memberikan kesempatan untuk mengembangkan suatu yang tidak bias berdasarklan putusan karirnya.
2. Sejak awal dan seterusnya, perlu dikembangkan sikap positif terhadap pendidikan
3. Melakukan pengajaran untuk memandang karir sebagai suatu jalan hidup dan pendidikan sebagai persiapan untuk hidup.
4. membantu untuk menghubungkan antara perkembangan sosial pribadi dengan perencanaan karir.
5. Semua tingkatan siswa harus diberi pemahaman tentang hubungan antara pendidikan dan karir.
6. Dalam setiap jenjang pendidikannya harus mengalami orientasi karir yang sesuai dengan tingkat kesiapannya dan realistis.
7. Memberikan kesempatan untuk menguji konsep, keetrampilan, dan peran untuk mengembangkan nilai yang digunakan untuk menentukan karir masa depannya.
8. Program bimbigan karir dipusatkan di kelas, melalui koordinasi dan konsultasi dengan konselor sekolah, orang tua, sumber, dan masyarakat.
9. Program bimbingan/konseling karir di sekolah harus diintegrasikan dalam fungsi bimbingan dan konseling dan program pendidikan secara utuh.
Secara teknis, pelaksanaan bimbingan karir dapat dilakukan melalui berbagai cara, mulai dari mengarang, wawancara imajinatif dengan tokoh yang dikagumi, sampai pada penggunaan komputer. Berkaitan dengan pemanfaatan komputer Gibson dan Mitchell (1995) maupun Milgram (1979) mencatat bahwa penggunaan komputer ternyata memberikan sumbangan yang signifikan bagi perkembangan karir individu. Sedangkan settingnya dapat dilakukan secara individual ataupun kelompok, menyesuaiakn dengan kebutuhan.
Secara khusus Gibson dan Mitchell (1995) menjelaskan bahwa dalam pengembanagn karir, yang berakhir pada penempatan, maka konselor dapat menggunakan beberapa teknik, yaitu :
a. Kesadaran diri (self-awareness)
Sejak dini seseorang harus sadar dan menghargai keunikan dirinya sebagai manusia. Pemahaman tentang bakat, minat, nilai, sifat pribadi, dsb sangat penting dalam perkembangan konsep yang berhubungan dirinya sendiri dan eksplorasi karir. Caranya dengan latihan klarifikasi, mengarang, penggunaan film, tes, dsb.
b. Kesadaran pendidikan (educational awareness)
Kesadaran hubungan antara diri sendiri, kesempatan pendidikan, dan dunia kerja sangat penting dalam perencanaan karir. Salah satu caranya dapat dengan menghadirkan alumni.
c. Kesadaran karir (career awareness)
Pada semua tingkatan pendidikan, konselor sekolah harus mampu membantu siswa untuk terus meluaskan ilmu pengetahuan atau wawasan dan kesadaran akan dunia kerja. Termasuk pengembangan pemahaman hubungan antara nilai, gaya hidup, dan karir.
d. Eksplorasi karir (career exploration)
Agar eksplorasi karir dapat berjalan ke arah yang lebih sistematis, maka diperlukan perencanaan dan analisis karir sesuai dengan minatnya. Bila dilakukan melalui studi banding, pengetesan realita, dan sebagainya.
e. Perencanaan karir dan pembuatan keputusan (career planing and decision making).
Pada akhirnya pilihan karir siswa lebih terfokus, menyempit, atau terspesialisasi, dan perencanaan karir dimaksudkan untuk menguji secara kritis keputusan yang diambilnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Karir hakekatnya merupakan masalah yang kompleks, yang menyangkut berbagai aspek kehidupan, baik aspek perkembangan, kepribadian, social, budaya, ekonomi, maupun belajar. Karir erat kaitannya dengan proses pengambilan keputusan di bidang pekerjaan / jabatan dan berlangsung melalui proses panjang serta bertahap, berlangsung sepanjang hayat, serta berkembang seiring dengan kematangan pribadi seseorang.
Dalam kehidupan seseorang, karir memegang peran yang amat penting bagi keberhasilannya dalam menempuh kehidupan di masa kini dan masa mendatang secara memuaskan. Karir adalah suatu jalan hidup, pendidikan karir adalah persiapan untuk hidup, sedangkan bimbingan dan konseling karir adalah pemberi arah sekaligus penerang jalan hidup menuju keberhasilan dan kepuasan dalam mengarungi kehidupan
Mengingat pentingnya bimbingan dan konseling karir sebagai pemberi arah sekaligus penerang jalan hidup, maka dalam pelaksanaannya, khususnya khususnya di persekolahan, hendaknya lebih diintensifkan dan diefektifkan, sehingga mampu membantu siswa dalam: (a) pemahaman secara tepat tentang dirinya, (b) pengenalan terhadap keragaman dunia kerja dan persyaratannya, (c) mempersiapkan diri secara matang dalam memasuki dunia kerja, (d) penempatan bidang-bidang pekerjaan tertentu yang sesuai, (e) memecahkan berbagai persoalan khusus berkaitan dengan pekerjaan dan pola-pola kehidupan yang lain, dan (f) penghargaan yang obyektif dan sehat terhadap pekerjaan, jabatan, serta karir.
B. Saran dan Kritik
Hendaknya setiap lembaga pendidikan mempunyai layanan bimbingan konseling dalam bidang karir